Kedekatan Sesama Pengguna Social Media



Dulu orang malu dan takut berbagi cerita tentang dirinya. Sejak social media masuk jadi bagian dalam kehidupannya, batasan kemaluan dan ketakutan berkurang. Seakan-akan social media bisa menjadi tempat untuk berbagi semua cerita, baik terhadap teman lama maupun terhadap teman yang baru dikenal. Orang yang paham social mediapasti sadar kalau dalam berbagi selalu ada batasannya. Yang cerdas adalah yang berbagi cerita hal-hal yang memang layak diceritakan ke publik maya. Yang cerdas pasti tak akan membeberkan informasi dan kegiatan yang bersifat sangat pribadi.
Kebiasaan bercerita dan ngobrol dengan banyak orang di social media, secara nggak langsung akan membangun keterikatan. Bisa saja belum pernah ketemu, tapi dalam kesehariannya selalu rajin saling menanggapi di Twitter. Lama-lama perasaan kedekatan akan muncul dengan sendirinya. Bahkan saat ada yang sakit atau mengalami kecelakaan, teman-teman di Twitter akan langsung ikut men-support, padahal mungkin ketemu orangnya langsung aja belum pernah. Demikian sebaliknya, saat ada yang ulang tahun, ucapan selamat bermunculan dari mana-mana, termasuk dari orang yang belum pernah ditemui.
Kedekatan dalam social media terkadang membuat kita jadi ingin tahu lebih banyak tentang orang tersebut. Mungkin ada yang mencoba mempelajari karakter orang tersebut melalui setiap tweetnya. Padahal kenyataannya bisa saja karakteristik asli orang tersebut berbeda jauh dengan apa yang ia bangun di publik maya. Social media memungkinkan orang untuk membangun pencitraan. Yang cerdas biasanya adalah yang mampu menonjolkan persona positifnya di publik maya, sembari meredam kejelekannya. Buat apa parafollower tahu kalau seorang motivator keren itu ternyata tidurnya ngorok, misalnya.
Keingintahuan tentang karakteristik orang memang memupuk sikap kepo (ingin tahu) dalam diri. Sebelumsocial media, agak sulit mengawasi kelakukan orang lain (kecuali kalau memang orang itu dibuntuti terus ya). Sekarang social media memudahkan orang yang kepo untuk menelurusi seseorang itu habis ngapain aja, dengan siapa, di mana, dll. Itulah makanya orang yang cerdas akan memilih bagian mana dalam kehidupannya yang akan ia bagi ceritanya di publik maya, karena ia pasti tahu kalau di Facebook dan Twitter sangat banyak orang yang kepo.
Facebook dan Twitter memang mengubah kebiasaan orang dalam berbagi. Sekarang tinggal pilih-pilih saja konten apa yang bisa kita bagi kepada publik maya. Kalau ingin membangun pencitraan, ya berbagilah konten yang mendukung pencitraan. Nggak ada juga kali motivator di Twitter yang berbagi betapa galaunya ia saat diputusin pacar. Nggak ada juga kali pengusaha di Twitter yang akan berbagi tips bagaimana menggelapkan pajak. Dan nggak ada juga kali ada seorang profesional yang berbagi cerita kalau dia habis dimarahin habis-habisan oleh kliennya.
Selain berbagi konten menarik, yang cerdas di social media pasti rajin berinteraksi dengan pengguna lainnya. Ngobrol. Diskusi. Tukar pikiran. Bercanda. Tertawa bareng. Semua dilakukan supaya kedekatan semakin terjalin. Semakin orang merasa dekat, semakin orang itu akan mengganggap lawan ngobrolnya di social media adalah temannya juga. Siapa sih yang nggak suka dalam mencari teman? Karena akhirnya cuma teman yang akan membantu dan memberi masukan kala menghadapi suatu masalah.
Nah, saat Anda berinteraksi di Twitter dan Facebook, apa sih yang Anda cari? Kedekatan dengan teman-teman baru Anda? Ataukah memang sengaja cari musuh di social media?

Semoga artikel Kedekatan Sesama Pengguna Social Media bermanfaat bagi Anda.

Apakah artikel ini bermanfaat?...Bagikan artikel kepada rekan via:

Posting Komentar

TERIMAKASIH KOMENTAR ANDA