Bangunan Surabaya Tempo Dulu


Kota Pahlawan, begitulah kita menyebutnya. Ya, Surabaya menjadi salah satu kota pengobar semangat perjuangan di Nusantara ini, dimulai pada saat perjuangan 10 November yang dikomandoi bung Tomo, Surabaya sudah tampil sebagai tonggak sejarah perjuangan meraih kemerdekaan Indonesia. Banyak peninggalan sejarah yang ada di kota ini, salah satunya bangunan-bangunan sejarah seperti jembatan, tugu, aula dan lainnya, yang menjadi penanda sejarah Surabaya  Tempo Dulu. Berikut beberapa bangunan dari Surabaya Tempo Dulu;

Balai Pemuda

Balai pemuda, sudah ada sejak sekitar tahun 1907, awalnya bernama  “De Simpangsche Societeit” yaitu tempat perkumpulan orang-orang Belanda, fungsi gedung ini hanyalah sebagai pusat rekreasi, berdansa, pesta bahkan dijadikan tempat bowling. Tahun 1945, gedung ini dikuasai oleh arek-arek Suroboyo yang tergabung dalam Pemuda Republik Indonesia, berfungsi sebagai markas pemuda Indonesia. Namun tidak lama kembali diduduki oleh Belanda. Baru pada 1957, pemuda Indonesia kembali dapat merebut kekuasaan atas gedung ini, dan melalui pemerintah daerah, berusaha mengeksploitasi gedung dikembalikan ke fungsi awal yaitu sebagai balai pertemuan, yang bernama “Balai Pemuda” dan pemanfaatannya sebagai balai pertemuan umum bagi siapapun yang ingin memanfaatkannya.
Tahun 1980-sekarang, Balai Pemuda ditambahkan tempat di sebelah utara, sebagai  Sebagai Pusat Pagelaran Kesenian Surabaya (PPKS) juga pusat pembinaan seniman/seniwati muda yang tergabung dalam Bengkel Muda Surabaya (BMS) dan berkembang menjadi Akademi Seni rupa Surabaya (AKSERA). Kini, fungsi gedung ditambah dan bisa dimanfaatkan sebagai; tempat Resepsi Pernikahan, Seminar, Pameran, Audisi Seni, Pagelaran Musik dll.

Jembatan Merah

Jembatan Merah termasuk salah satu monumen sejarah yang masih fungsinya masih lestari (seperti adanya: sebagai jembatan ) di Surabaya, Jawa Timur. Diawal berdirinya, jembatan ini menjadi sarana perhubungan paling vital melewati Kalimas menuju Gedung Keresidenan Surabaya, sebagai pusat pemerintahan VOC.

Perubahan fisik yang di jembatan merah, yakni pembuatan pagar pembatas dari kayu dipugar menjadi besi di tahun 1890-an. Kini jembatan merah berada di atas sungai yang menghubungkan Jalan Rajawali dan Jalan Kembang Jepun di sisi utara Surabaya, kondisinya dan fungsinya kurang lebih sama dengan jembatan pada umumnya, namun warna merah sebagai pembeda tetap dipertahankan sebagai bukti sejarah.

KJCPL Tanjung Perak

KJCPL adalah kependekan dari Koninklijke Java Cina Paketvaart Lijnen, fungsi dan tugasnya adalah menjalankan dinas pelayaran antara Indonesia (Hindia Belanda) dengan Cina, Jepang dan wilayah sekitar nya. Pada masa itu, Kantor-kantor pengurusan maritime hindia belanda terbilang lengkap, karena  perusahaan-perusahaan Belanda yang bergerak di bidang kelautan, seluruhnya menjalankan usaha pelayaran terpadu, artinya:

·         Memiliki juga mengoperasikan kapal-kapal,
·         Mempunyai pelabuhan dan dermaga sendiri,
·         Dilengkapi gudang-gudang penyimpan barang muatan kapal,
·         Mempunyai dan  mengoperasi saranapelabuhan, seperti kapal tunda (tugboat), pelampung tambat kapal, dll
·         Memiliki dan menjalankan kantor perusahaan lengkap.

Jembatan Jagir

Jembatan Jagir dibangun diatas anak kali Brantas, sebagai penghubung daerah di sekitar kali brantas wonokromo. Fungsi kali disekitar jembatan ini, adalah sebagai sarana MCK warga, yang terbilang bersih, rapi dan airnya yang segar.
Hingga pada tahun 1917 dibangun PDAM pertama buatan pemerintahan hindia Belada, Pintu Air Jagir / Pintu Air Wonokromo ini masih tetap kokoh berdiri sampai saat ini dan masih berfungsi baik.

Gedung Siola

Terletak di Jalan Tunjungan, Surabaya (ujung utara jalan Tunjungan). Bermula pada tahun 1877 seorang Inggris bernama Robert Laidlaw (1856-1935) yang memiliki usaha perdagangan  textile dan mendirikan Whiteaway Laidlaw . Namun, setelah pemiliknya Robert Laidlaw meninggal, gedung ini dibeli oleh seorang pengusaha jepang bernama “Toko Chiyoda”. Gedung ini sempat pula menjadi gedung perjuangan di Surabaya dengan difungsikan untuk  menahan serangan Sekutu yang datang dari utara. Pertempuran sengit membuat pejuang membumihanguskan gedung ini.
Namun, setelah masa Kemerdekaan, kira-kira 1960 berdirilah toko Siola (yang diambil dari singkatan nama kongsi pemiliknya, Soemitro - Ing Wibisono - Ong - Liem - Ang), dan  mulai dibuka menjadi salah satu pusat perbelanjaan di Surabaya. Bisa dikatakan, Siola menjadi "Mall" pertama di Surabaya.
(iyha/Carapedia)


Pencarian Terbaru (26)
Surabaya tempo dulu. Sejarah surabaya tempo dulu. Surabaya lama. Dahulu balaikota surabaya digunakan sebagai temapt. Jembatan pemudatempo dulu. Sejarah bangunan di surabaya. Sejarah gedung balai kota surabaya.
Balai pertemuan gedung sejarah surabaya. Bangunan seni surabaya. Gambar tugu pahlawan surabaya tempo dulu. Bangunan surabaya tempo doeloe. Jembatan merah surabaya jaman doeloe. Balaikota surabaya dahulu digunakan sebagai temapt. Cerita jembatan jalan pemuda surabaya.
Soerabaja tempo doeloe blog. Tempo. Sejarah jembatan merah surabaya. Gedung pusat kesenian surabaya. Bangunan voc tempo doeloe. Ing wibisono siola. Sejarah pekerjaan surabaya zaman dulu.
Cerita surabaya tempo dulu. Contoh perubahan gedung untuk fungsi. Siola masa hindia belanda. Sejarah jembatan jagir. Tempat tempat bersejarah tempoe doeloe di surabaya.

Semoga artikel Bangunan Surabaya Tempo Dulu bermanfaat bagi Anda.

Apakah artikel ini bermanfaat?...Bagikan artikel kepada rekan via:

Posting Komentar

TERIMAKASIH KOMENTAR ANDA