Hidup Adalah Takdir

Demikian guruku berujar…
Sontak saja pikir dan hati menolak perkataan sang guru.
“Guru, bukankah hidup ini adalah pilihan? Dan Allah pasti tidak mungkin memberikan kepada seseorang hanya takdir yang buruk saja. Itu kan tidak adil guru.”
“Nak, ternyata kamu masih belia sekali, aku tak akan menerangkannya sekarang, biarlah kehidupan yang membimbingmu,” ucap sang guru.
Gamang, galau dan terasa aneh apa yang baru kudapatkan hari itu dari sang guru, karena beliau juga mengatakan,”Surga dan Neraka juga sudah ditakdirkan untukmu. Oleh karena itu buku tutorial hidupmu mengatakan, carilah hidayah, bukan pilihan. Semua itu yang ngatur Allah. Sudah diatur, dipersiapkan, dan direncanakan dengan matang. Kita semua dilupakan sama Allah mengenai perjanjian-perjanjian yang kita buat di Lauh Mahfudz sana. Disanalah kita diberi pilihan dan ditunjukkan resiko-resikonya kelak.”
Benar-benar ngak masuk akal dan logika, benar-benar membuat hati ini bergejolak aneh. Aneh sekali…
Waktu pun terus berjalan, tapi semua yang dikatakan guruku itu masih terus terngiang dan tetap membuatku bingung.
Sampai suatu ketika, ketika aku ngelangut, aku berparadox ria dengan segala informasi dan berandai-andai….akhirnya simplifikasi dari apa yang kupikirkan terwujud.
Begini hipotesa awalnya:
Entry Point orang yang masuk Surga adalah orang yang beragama
Entry Point orang yang masuk neraka adalah orang yang tidak beragama (Atheis)
Migrasi kepercayaan sangat sedikit sekali terjadi
(Faktor amal ibadah, kehidupan sosial dan sebagainya diabaikan)
Sehingga:
Anak yang lahir dari rahim seorang Atheis pasti (baca: kemungkinan besar) sampai mati tetap Atheis
Anak yang lahir dari rahim seorang yg beragama pasti (baca: kemungkinan besar) sampai mati tetap beragama
Akhirnya:
Terpenuhilah apa yang dikatakan sang guru: Hidup adalah Takdir
Apa kita tidak bisa merubah takdir? Mintalah sama Allah agar dihapuskan takdir2 buruk dan mintalah kepada Allah agar selalu diberikan hidaya. Hanya itu yang sanggup keluar dari otak dan logika ini ya Allah.
Banyak pro kontra ketika pendapat ini aku ajukan kepada teman-teman, dogma yang terpatri dalam diri saya dulu dan orang-orang sekitar mengatakan Hidup adalah Pilihan. Tapi ada misleading dari dogma tersebut: “Takdir itu bersifat rahasia, sehingga Pilihan itu sendiri takdir dan Keputusan kita memilih suatu pilihan adalah takdir juga.”
Akhir kata:
“Selamat Menjalani Takdirmu”
. . . . Sumber: entahlah. waktu saia copas dari blog sobat, saia lupa copy alamat blog-nya. setelah saia tanyain mbah google sesuai judul, ternyata nyasar ke sebuah forum. Berarti artikel aslinya dari forum tersebut kali ya?

Semoga artikel Hidup Adalah Takdir bermanfaat bagi Anda.

Apakah artikel ini bermanfaat?...Bagikan artikel kepada rekan via:

Posting Komentar

TERIMAKASIH KOMENTAR ANDA